Powered By Blogger

Minggu, 07 Agustus 2011

Jurnal 2:Relationship

Bah!
Pria?Apa gunanya?Tentu saja ada! Bodoh sekali aku. Bagaimana kita bisa memiliki anak tanpa seorang pria?
Teman-temanku bilang, indahnya untuk memiliki seorang kekasih. Bearkah?Aku tak tahu, aku belum pernah punya. Well, dalam kehidupan sebenarnya kuakui memang tidak pernah ada yang menembak-ku. Tapi sungguh! Dalam dunia jahat, dunia maya ini, sudah ada kurang lebih 5 pria yang memintaku menjadi kekasihnya sejak aku duduk dikelas satu SMP.
Bisa dibilang, aku bukanlah orang yang gembar-gembor dengan pulasan make-up dari beberapa produk kecantikan yang sangat disukai para remaja. atau bangga memeperlihatkan paha dengan celana sangat mini berwarna cream, padahal kadang aku berpikir, untuk apa sih celana itu?Memperlihatkan paha yang belang dan penuh dengan lemak?Bukan seksi, bukan! lemak, orang-orang itu mempertontonkan lemak mereka didepan umum! Aku juga bukan orang yang gemar main kesana kemari atau mempunyai contekan dikolong meja kayu cokelat yang sudah jelek ketika ulangan, apalagi ulangan berupa hapalan, waah, tentunya bisa meledak kepala kita untuk mengebut selama satu malam penuh!
Kembali ke awal, jadi selama ini aku belum benar-benar mempunyai kekasih. Selama ini aku berpikir, aku tidak mati karena tidak punya kekasih, aku yakin aku bisa menghidupi diriku sendiri dikemudian hari. Tapi, setiap hari, cerita cinta picisan seolah bertaburan dimana-mana, seperti taburan bedak zwitsal yang kita pakai tanpa menggunakan alas bedak. Konyol. Orang-orang itu menangis, cemburu, bahkan tidak fokus belajar hanya karena kekasih mereka, yang begitu mereka elu-elukan lebih memperhatikan orang lain, atau tidak mengajaknya keluar minggu malam, atau tidak membalas pesan singkatnya beberapa hari. Separah itukah? Kupikir, itulah alasan mengapa negara kita tidak maju. Aku ingin sekali menulis, indonesia terlalu berlebihan dalam menanggapi semua hal dalam pelajaran IPS kelas 9 mengenai negara maju dan negara berkembang. Ta[i kuurangkan niat itu. Kenapa?Bisa saja banyak orang yang tidak sependapat denganku, malah..mungkin aku yang dianggap mereka berlebihan. Aku tidak bermaksud begitu, sungguh! Aku menulis berdasarkan apa yang kulihat, dengar dan rasakan setiap harinya. baik secara langsung atau tidak.

Lagipula, bila Allah berbaik hati padaku dengan mengijinkanku menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria ketika umurku masih dibawah 18 tahun, aku akan menolak! Yang benar saja, aku bahkan benci menikah muda!Aku ingin sendiri, bebas, tidak ada yang melarang aku dekat dengan siapapun, melakukan apapun, asal semuanya masih dalam kadar wajar. Aku tahu aku tahu, kata-kata itu selalu menggema dalam telingaku. Kasih sayang sangat indah, betapa indahnya bila ada orang yang menyayangi kita selain orang tua tentunya, lalu memperhatikan kita setiap waktu, menanyakan keadaan, melakukan apapun yang kita mau, Itu memng indah, tapi hanya diawal! Dalam kurun waktu tertentu semuanya akan berubah seperti baru saja tersapu angin topan yang dahsyat. Dan bila si 'di' berubah, kita bertanya-tanya, apa yang terjadi?Apa yang salah?Kenpa dia begitu? Dengan wajah pias dan tetesan air mata, lalu semuanya berakhir dengan kata 'putus'

Menurutku, kita sebagai anak remaja belum patut untuk 'itu'. Kita masih bisa bersenang senang, atau memang ada orang yang ngotot untuk berpacaran, ya silakan, tapi satu pesanku jangan terlalu mengayal dalam batas lebih. Orang bisa berubah, dia takkan selamanya begitu, Dan dunia ini luas, orang menarik bukan hanya kamu, aku, kita, bahkan kalau boleh memilih pun, mungkin aku bisa menyebutkan 100 cowo menarik di Amerika, lalu berharap bisa menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka. Tidak, hubungan tidak dilihat dari fisik, banyak orang tampan tetapi senang berjudi, lebih parah lagi, main wanita.Tidakkah itu menyeramkan? jadi berhati-hatilah dalam menjalin hubungan, lakukan dalam kadar wajar, yang sesuai saja dengan umur kita, kalian paham?:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar